IntiSari9 - “Aku sangat menyesal telah mengajari Mama Facebook-an,” kata seorang siswi SMA dengan wajah sedih, “sekarang Mama minta cerai”
Kok bisa? Ceritanya bermula saat siswi SMA tersebut merasakan manfaat Facebook. Ia bisa terhubung dengan teman-teman dan gurunya. Melalui grup ia bisa berkomunikasi dan rapat online dengan mudah. Melalui fan page yang ia suka, ia bisa mendapatkan info-info yang bermanfaat.
“Facebook bagus deh, Ma,” kata gadis itu sambil membuatkan akun
Facebook untuk mamanya. “Mama mau berteman dengan siapa, tinggal pilih. Ini kalau dengan teman SMP Mama, ini dengan teman SMA…”
Semula sang Mama perlu adaptasi dengan ‘mainan’ baru itu. Tetapi beberapa hari kemudian ia sudah mulai akrab. Dan yang tiba-tiba membuat hatinya deg-degan, ia bisa berteman dengan seorang pria yang dulu mereka sempat pacaran saat SMA tapi terputus setelah lulus.
Pertama surprise. Lalu saling bertanya tentang kabar, lalu saling curhat… dan cinta lama bersemi kembali.
Kalau sekedar rasa dan bisa diatasi, mungkin cinta itu tidak masalah.
Tetapi wanita ini begitu hanyut dalam perasaannya. Hatinya berbunga-bunga. Romantisme cinta SMA hadir menguasai jiwa dan menyeretnya untuk bertemu. Dari pertemuan di dunia maya mereka berdua kemudian bertemu fisik di dunia nyata.
Benarlah bahwa keburukan memanggil keburukan lainnya. Satu keburukan berteman akrab dengan keburukan lainnya. Begitu manusia terperangkan dalam satu keburukan kecil, keburukan yang lebih besar akan mengikuti.
Kok bisa? Ceritanya bermula saat siswi SMA tersebut merasakan manfaat Facebook. Ia bisa terhubung dengan teman-teman dan gurunya. Melalui grup ia bisa berkomunikasi dan rapat online dengan mudah. Melalui fan page yang ia suka, ia bisa mendapatkan info-info yang bermanfaat.
“Facebook bagus deh, Ma,” kata gadis itu sambil membuatkan akun
Facebook untuk mamanya. “Mama mau berteman dengan siapa, tinggal pilih. Ini kalau dengan teman SMP Mama, ini dengan teman SMA…”
Semula sang Mama perlu adaptasi dengan ‘mainan’ baru itu. Tetapi beberapa hari kemudian ia sudah mulai akrab. Dan yang tiba-tiba membuat hatinya deg-degan, ia bisa berteman dengan seorang pria yang dulu mereka sempat pacaran saat SMA tapi terputus setelah lulus.
Pertama surprise. Lalu saling bertanya tentang kabar, lalu saling curhat… dan cinta lama bersemi kembali.
Kalau sekedar rasa dan bisa diatasi, mungkin cinta itu tidak masalah.
Tetapi wanita ini begitu hanyut dalam perasaannya. Hatinya berbunga-bunga. Romantisme cinta SMA hadir menguasai jiwa dan menyeretnya untuk bertemu. Dari pertemuan di dunia maya mereka berdua kemudian bertemu fisik di dunia nyata.
Benarlah bahwa keburukan memanggil keburukan lainnya. Satu keburukan berteman akrab dengan keburukan lainnya. Begitu manusia terperangkan dalam satu keburukan kecil, keburukan yang lebih besar akan mengikuti.
Jika tidak segera diputus, keburukan yang jauh lebih besar tiba-tiba hadir dan mendominasi.
Dari say hello , mereka berkhalwat di dunia maya. Saling menulis kata-kata mesra. Setelah itu mereka bertemu, terjadilah zina mata.
Hingga di suatu hari, bagaikan petir di siang hari, wanita itu mengajukan cerai kepada suaminya. Alasannya? Ia ingin menikah dengan pacar lama yang baru ditemukannya melalui Facebook itu.
Mendengar ini, yang paling bersedih adalah anaknya. Ia yang membuatkan akun Facebook dan mengajari mamanya, kini ia dan keluarganya ditinggalkan oleh wanita itu.
Sang suami tidak bisa menghalangi niat istrinya. Akhirnya ia menceraikannya dan membiarkan wanita itu menjadi istri kedua pacar lamanya. Namun setelah beberapa bulan, wanita itu merasakan balasan dari Allah.
Ternyata menikah dengan pacar lama tidaklah seindah bayangannya selama ini. Suami yang telah ditinggalkannya jauh lebih baik. Keluarga yang ditinggalkannya jauh lebih membahagiakan. Dengan mengiba ia datang kembali ke mantan suaminya, ingin dinikahi lagi. Namun sang suami yang kinisingle parent itu menjawab tegas: “Maaf, saya tidak mungkin menikahi lagi wanita yang telah meminta cerai.”
*Based on true story
sumber : cerminan