SUBHANALLAH"!! "TAPAK RAKSASA.DI ACEH ?? INI PERISTIWA PERTAMA KALINYA DI DUNIA"SILAHKAN baca,,kemudian SHARE/BAGIKAN,...

Alam terkadang menyimpan misteri, seperti di Tapaktuan, Aceh Selatan. Di sebuah batu karang yang menghadap lautan lepas, ada satu bentuk tapak kaki raksasa. Inilah asal muasal nama Tapaktuan.


Legenda lokal mengatakan itulah tapak kaki Tuan Tapa, tokoh dalam cerita legenda Aceh Selatan. Keberadaan tapak yang terdapat di kaki Gunung Lampu, Tapaktuan, ini jadi daya tarik wisatawan. Untuk bertandang kesana memang tidak mudah. Pengunjung harus melewati batu karang beragam ukuran.

Jangan takut kesasar. Disana, telah ada panduan berbentuk garis putih yang dicat di tiap-tiap batu. Tinggal ikuti arah itu, tapak raksasa berukuran 6x2, 5 meter siap mengejutkan mata.

Cerita legenda tapak kaki Tuan Tapa menjadi asal muasal nama ibukota Kabupaten Aceh Selatan, yakni Tapaktuan. Kota ini terletak sekitaran 440 kilometer dari ibukota propinsi Aceh. Legenda Tapak Tuan jadi narasi rakyat turun temurun serta diakui masyarakat di sana. Sayang, sistem renovasi yang mungkin saja maksudnya adalah untuk melestarikan, malah membuatnya tidak alami lagi. Meski kini tapak tidak lagi alami, namun tempat itu masihlah memikat hati pengunjung.

 " Menurut narasi disini dahulu memanglah ada jejak tapak ini. Agar supaya tidak hilang, maka dari itu saat ini telah di buat begini, " kata seseorang pemandu, Khairil, pada detikTravel,

Tapak ini terkait legenda asal muasal daerah Tapaktuan (Agus/detikTravel)

Pengelola objek wisata Tapak Tuan Tapa, Chaidir Karim, menceritakan, dahulu di sana hidup seorang pertapa sakti bertubuh raksasa yang begitu patuh pada Allah. Syech Tuan Tapa, namanya. Satu hari, ada dua naga dari negeri China temukan seseorang bayi terapung di dalam laut. Mereka lalu menyelamatkan bayi itu serta merawatnya sampai tumbuh dewasa.

Beberapa tahun kemudian, kedua orang tua bayi yang menjadi raja serta permaisuri di Kerajaan Asralanoka tahu kehadiran putri mereka. Raja memohon kembali buah hatinya pada kedua naga.
Keinginan itu ditolak. Tanpa ada fikir panjang, raja membawa lari putrinya naik kedalam kapal.

 " Ke dua
naga geram serta mengejar raja hingga terjadi pertempuran di tengah laut. Hal itu
menyebabkan persemedian Tuan Tapa terusik, " kata Chaidir.


Tuan Tapa lantas keluar dari gunung tempat ia bertapa serta melangkah ke satu gunung. Waktu berdiri di puncak gunung, Tuan Tapa hendak melontarkan badan ke arena pertempuran. " Jejak kaki waktu dia berdiri tersebut yang membekas disini, " ungkapnya.

Tuan Tapa berhasil membunuh kedua naga dengan memakai tongkat. Waktu itu, niat Tuan Tapa untuk menyelamatkan bayi yang sudah menjadi seorang putri. Nyatanya, maksud baik Tuan Tapa bikin ke dua naga geram besar hingga berlangsung pertempuran.

Singkat cerita, pertarungan itu dimenangkan oleh Tuan Tapa. Sang putri juga kembali pada pelukan raja dan permaisuri. Namun keduanya tidak kembali pada ke kerajaan dan memilih menetap di Aceh.



Tapak kaki ini panjangnya 6 meter (Agus/detikTravel)

 " Keberadaan mereka di tanah Aceh dipercaya sebagai cikal akan orang-orang Tapaktuan, " jelasnya.

Tidak lama berselang sesudah peristiwa itu, Syech Tuan Tapa menghilang di satu tempat. Oleh masyarakat Tapaktuan, tempat itu dipercaya sebagai makam Tuan Tapa. Letaknya di depan Masjid Tuo di Kelurahan Padang, Kecamatan Tapaktuan. Sampai saat ini, makam itu masihlah ramai dikunjungi.

Selain tapak raksasa, tidak jauh dari sana juga ada batu di dalam laut yang dipercaya sebagai kopiah Tuan Tapa yang kini sudah menjadi batu. Kopiah itu terlepas saat pertarungan berlangsung. Tongkat yang telah jadi batu juga ada disana.

Berjarak lima kilometer dari lokasi tapak, ada karang berupa hati di Desa Batu Itam serta sisik naga di Desa Batu Merah. Menurut cerita, sisa potongan badan naga jantan yang kalah bertarung. Ada pula karang berupa layar kapal di Pantai Batu Berlayar, Desa Damar Tutong, Kecamatan Samadua, Aceh Selatan, yang terdapat sekitaran 20 kilometer dari tapak kaki raksasa. Konon karang itu bekas kapal raja serta permaisuri Kerajaan Asralanoka yang hancur saat pertempuran.

 " Saat ini banyak wisatawan yang berkunjung ke sini, " kata Khairil.

Penasaran dengan tapak raksasa? Yuk kunjungi kabupaten berjuluk Kota Naga ini!