IntiSari9 - Terkadang karunia Tuhan membuat kita terlena dan dengan angkuh mengakuinya sebab kepintaran kita semata. Di lain waktu, ketika musibah menimpa dan cobaan melanda, kita seolah meragukan Tuhan dan pergi menjauh lari dari diri-Nya. Sebagaimana kisah penuh hikmah berikut ini.
Suatu hari, seorang mahasiswa mendatangi tukang cukur untuk digunting rambutnya. Dengan kelihaiannya, dalam hitungan menit saja, rambut mahasiswa yang tadinya gondrong tak beraturan telah menjadi rapi kembali. Ia pun terlihat bersih dan semakin tampan.
Selama melayani mahasiswa itu, si tukang cukur berkata, "Dik, saya tidak percaya Tuhan itu ada. Karna ustadz bilang Tuhan itu Maha Pengasih Maha Penyayang, tapi buktinya, saya miskin dari lahir, hidup susah terus tak pernah senang, tetangga saya malah ada yang sakit dan tak kunjung sembuh padahal sudah bertahun-tahun. Dimana Tuhan? Kalau Tuhan ada, pasti saya hidup senang, tetangga saya sehat bahagia. Ah pokoknya menurut saya Tuhan itu tidak ada."
Mahasiswa itu bepikir keras namun belum menemukan jawaban untuk menyanggah si tukang cukur. Setelah membayar dengan pecahan sepuluh ribuan sebanyak dua lembar, ia pun pergi. Sesampainya di depan jalan, ia termenung dan bergegas kembali ke arah si tukang cukur.
Mahasiswa itu berkata, "Kalau Bapak tidak percaya bahwa Tuhan itu ada. Maka saya juga tidak percaya bahwa tukang cukur itu ada!"
Dengan gusar tukang cukur itu menjawab, "Kamu gila ya! Kan saya tukang cukur, saya yang baru saja menggunting rambut kamu."
Mahasiwa itu menjawab, "Ah pokoknya saya tidak percaya tukang cukur itu ada. Tuh coba Bapak lihat di seberang jalan, ada preman yang rambutnya panjang, gondrong, berantakan dan tidak beraturan. Kalau tukang cukur memang ada, pasti rambutnya dia pendek dan rapi, begitu juga semua orang."
Bapak tukang cukurpun semakin kesal dan berkata, "Dasar bodoh! Itu bukan karena tukang cukur tidak ada. Itu karena dia yang salah, siapa suruh tidak mendatangi tukang cukur seperti saya!"
Senyum kemenangan pun mengembang dari bibir sang mahasiswa, dengan tatapan penuh arti ia berkata, "Begitupula Tuhan, bisa jadi mereka lah yang tidak mendatangi-Nya dan memohon pada-Nya, bukan karena Tuhan itu tidak ada. Dia tetap ada, kitalah yang angkuh seolah tak membutuhkan-Nya."
Kemudian sang mahasiswa pun menepuk pundak si tukang cukur sambil berlalu meninggalkannya yang sedang tertegun dan tertunduk malu. Saudaraku, masihkah kita meragukan keberadaan-Nya?
sumber : inilah